Prosedur Pemasangan dan Pembongkaran Scaffolding pada Beton Dak

Daftar Isi [Tampilkan]

Pesatnya kemajuan teknologi konstruksi telah mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan, sehingga tercipta cara kerja yang lebih efisien dari segi biaya dan waktu tanpa mengabaikan kualitas pekerjaan. Salah satunya adalah ditemukannya perancah baja (scaffolding) yang menggantikan perancah yang terbuat dari kayu atau bambu.

Definisi Perancah

Scaffolding merupakan komponen atau alat konstruksi yang sangat penting dan dibutuhkan mulai dari proyek kecil seperti bangunan tempat tinggal sederhana, hingga proyek besar seperti bangunan bertingkat. Scaffolding adalah konstruksi penyangga yang terbuat dari batang bambu, kayu, atau pipa baja yang didirikan dan digunakan pada saat suatu bangunan sedang dibangun untuk menjamin tempat kerja yang aman bagi pekerja, untuk memasang sesuatu, atau untuk menopang bekisting dalam pekerjaan beton.

Baca juga: Harga Sewa Scaffolding Lampung Murah

Seiring dengan perkembangan teknologi konstruksi, perancah yang terbuat dari kayu dan bambu kini mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Apalagi dengan alasan kekuatan manusia dan kepedulian terhadap lingkungan, mereka mulai beralih menggunakan scaffolding berbahan besi/baja karena lebih praktis, mudah diperoleh, dapat digunakan berulang kali dan dapat digunakan untuk bangunan yang lebih tinggi.

Hal-hal berikut harus dipenuhi dalam penggunaan scaffolding:

  • Scaffolding memiliki bobot yang ringan, namun harus mampu memikul beban yang relatif berat.
  • Tahan untuk digunakan oleh pekerja kasar dalam proses konstruksi bangunan.
  • Sederhana dalam pengaturan dan cara menginstalnya.
  • Minimalkan kemungkinan komponen perancah longgar.
  • Mudah dikendalikan.
  • Menyediakan ruang untuk arus lalu lintas bagi pekerja.

Jenis Material Scaffolding (Shore)

Ada 2 jenis scaffolding (pantai) sebagai penyangga yang selama ini digunakan dalam pelaksanaan konstruksi bangunan, yaitu:

Sebuah Perancah kayu atau bambu

Meski makin sedikit orang yang menggunakan bambu atau kayu sebagai bahan scaffolding, namun tetap saja ada penggunanya, terutama untuk konstruksi rumah atau bangunan yang tidak terlalu tinggi dan berat.

Perancah bambu pada bagian pangkalnya harus berukuran > 7 cm atau kayu berukuran 5 cm x 7 cm agar cukup mampu menahan faktor tekuk yang ditimbulkan. Bambu yang digunakan juga harus bambu tua dengan ciri-ciri warna kuning bening atau hijau tua, serat padat, bintik putih di pangkal, permukaan mengkilat terutama buku tidak boleh patah.

Untuk pemasangan scaffolding yang terbuat dari kayu atau bambu, tiang harus selalu ditanam di dalam tanah atau disambung satu sama lain agar tidak mudah bergerak. Selain itu, dipasang tiang scaffolding pada setiap handrail/batang yang memanjang vertikal dan horizontal sehingga kekuatan scaffolding terjamin.

Untuk menopang pekerja, diperlukan papan sebagai lantai scaffolding yang harus dipotong sejajar dengan serat kayu agar mampu menahan beban dengan ketebalan minimal 8 mm. Untuk memudahkan pekerja dalam menyelesaikan item pekerjaan konstruksinya, jarak antara papan lantai kerja dengan dinding bangunan disarankan tidak lebih dari 30 cm.

Keuntungan menggunakan perancah kayu atau bambu untuk pekerjaan konstruksi bangunan adalah proses pemasangannya tidak memerlukan alat angkat dan harganya cukup murah. Sedangkan kekurangannya adalah memiliki daya dukung yang rendah dan daya serap air yang tinggi sehingga mudah retak/patah/busuk dan kemungkinan untuk digunakan berulang kali sangat kecil.

Perancah besi atau baja

Scaffolding besi/baja adalah scaffolding yang terbuat dari pipa baja/besi yang lebih dikenal dengan scaffolding. Scaffolding ini adalah buatan pabrik, tetapi dapat dirakit di lokasi proyek.

Frame scaffolding merupakan salah satu jenis scaffolding besi/baja atau sudah banyak digunakan pada proyek konstruksi gedung dan infrastruktur. Frame scaffolding memiliki beberapa komponen yang harus dirakit pada saat penggunaannya, yaitu sebagai berikut:

Main Framei

Sesuai dengan namanya, main frame merupakan bagian dari scaffolding yang berperan sebagai komponen utama. Rangka utama ini terdiri dari berbagai jenis dan ukuran. Jika tinggi satu rangka utama tidak mencukupi untuk ketinggian yang dibutuhkan, maka dapat ditambahkan rangka utama lainnya di atasnya (arah vertikal). Selain rangka utama, terdapat juga rangka tangga dan rangka balok yang memiliki fungsi yang sama dengan rangka utama, namun hanya berbeda pada tinggi rangka.

Cross Brace atau Diagonal Brace

Sesuai dengan namanya, cross brace adalah dua buah pipa bersilangan yang berfungsi untuk memberikan jarak horizontal antara main frame sekaligus penyangga scaffolding agar tidak goyang dan dapat berdiri tegak.  Selain itu, bresing silang dapat mengurangi faktor tekuk yang terjadi pada scaffolding standar, terutama pada saat rangka utama disambungkan ke atas dengan rangka utama lainnya.  Pemasangan bresing silang relatif mudah yaitu dengan memasukkan pen pada setiap rangka ke dalam lubang yang disediakan pada ujung bresing silang kemudian menguncinya dengan pengunci bresing pada badan rangka utama.

Joint Pin and Lock Pin

join pin dan lock pin merupakan komponen scaffolding yang berfungsi sebagai penghubung dan pengunci antara main frame dengan main frame diatasnya.

Adjustable Base Jack

Merupakan bagian dari scaffolding yang berfungsi sebagai kaki rangka utama yang juga dapat diatur ketinggiannya untuk menambah tinggi scaffolding sesuai dengan ketinggian yang dibutuhkan.  Selain itu, dongkrak dasar juga berfungsi sebagai bagian yang meratakan ketinggian scaffolding agar rangka utama dapat berdiri dengan ketinggian yang rata.

U-Head Jack

Merupakan bagian atas scaffolding karena fungsinya untuk menahan balok girder (balok yang meneruskan beban dari bekisting ke scaffolding) yang juga dapat diatur ketinggiannya sama dengan adjustable base jack.  Bagian ini disebut U-head karena bentuknya yang menyerupai huruf 'U'.Dalam pemasangannya, kepala U dihubungkan dengan rangka utama, sedangkan bagian yang berbentuk U dihubungkan dengan balok gelagar.

Keuntungan menggunakan scaffolding adalah sebagai berikut:

  • Terdiri dari beberapa komponen yang dapat dirakit lebih mudah tanpa baut atau paku seperti pada scaffolding kayu atau bambu, bahkan dalam mengatur elevasi atau ketinggian scaffolding untuk bekisting hanya dilakukan dengan mengatur top lock (wing nut u head jack) dan penutup bawah (mur sayap).  jack dasar);
  • Scaffolding memiliki kekuatan yang lebih besar dari scaffolding kayu;
  • Dapat digunakan berulang kali untuk proyek konstruksi selanjutnya;
  • Tidak membutuhkan banyak pekerja;
  • Memiliki estetika yang lebih baik dari scaffolding yang terbuat dari kayu atau bambu.

Sedangkan kekurangan scaffolding adalah harga scaffolding masih relatif lebih mahal dibandingkan scaffolding kayu atau bambu.

Selain scaffolding tipe rangka, terdapat juga scaffolding besi/baja tipe Peri up shoring yang memiliki kemampuan menopang beban hingga 4 ton per kaki seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Selain rangka scaffolding, terdapat juga peri up shoring yang memiliki ukuran lebih banyak mulai dari lebar 25 cm sampai 400 cm dan tinggi 50 cm sampai 400 cm sehingga sangat fleksibel dalam berbagai kondisi di lapangan.

Ada juga perancah besi/baja tipe penopang PD-8 yang mampu membawa beban kerja hingga 8 ton per kaki. Shoring PD-8 memiliki model yang hampir sama dengan jenis frame scaffolding, namun dimensinya lebih besar dibandingkan dengan jenis frame scaffolding.

Prosedur Pemasangan dan Pembongkaran Scaffolding

Untuk keselamatan kerja, semua sistem perancah harus diperiksa oleh inspektur HSE sebelum digunakan. Inspektur HSE harus melakukan pemeriksaan mingguan pada semua perancah, kemudian memberi label (sistem penandaan) setiap perancah sebagai identifikasi perancah yang aman dan tidak aman.  Selanjutnya, inspektur HSE melapor kepada Supervisor/Manajer HSE dan Koordinator mengenai kondisi keselamatan scaffolding.

Berikut ini adalah persyaratan umum yang harus dipenuhi saat memasang dan menyetel komponen scaffolding:

  • Ketinggian sistem perancah tidak boleh lebih dari 3 lift di atas geladak kapal (saat memasang perancah di kapal);
  • Perancah diperlukan saat pekerjaan dilakukan di atas dan tidak aman saat menggunakan tangga;
  • Perancah dan komponennya mampu menopang setidaknya 4 kali beban kerja maksimum yang diizinkan;
  • Bahan scaffolding yang digunakan harus dalam kondisi baik dan diperiksa secara berkala;
  • Dilarang melepas bagian komponen perancah tanpa persetujuan sebelumnya;
  • Tangga dan perangkat lain untuk menambah ketinggian tidak boleh digunakan di atas catwalk perancah;
  • Scaffolding harus didirikan pada permukaan yang datar sehingga dapat menopang beban yang maksimal;
  • Pemasangan dan pembongkaran perancah yang benar harus dilakukan hanya oleh perancah yang disetujui dan bersertifikat;
  • Perancah harus dilengkapi dengan pegangan tangan untuk memastikan keselamatan saat pekerja berada di ketinggian.

Cara Penyambungan atau Penyetelan Scaffolding

Berikut cara memasang komponen scaffolding agar dapat digunakan oleh pekerja dengan aman:

  • Tentukan lokasi scaffolding atau atur jarak untuk scaffolding rangka utama;
  • Pasang pelat dasar atau alas dongkrak di atas fondasi yang stabil;
  • Atur bingkai bingkai utama;
  • Memasang bresing silang pada dua sisi agar elemen scaffolding dapat berdiri tegak dan tidak goyang;
  • Susun rangka vertikal berikutnya hingga ketinggian scaffold mencukupi, gunakan dongkrak dan u-head untuk mengatur ketinggian;

Tinggi scaffolding disesuaikan dengan tinggi bekisting atau disesuaikan dengan desain dan kondisi yang telah direncanakan.

Cara Membongkar Perancah

Metode pembongkaran scaffolding harus memperhitungkan kekuatan atau umur beton, biasanya setelah beton berumur 14 sampai 28 hari. Pembongkaran scaffolding juga harus memperhatikan kebutuhan pekerjaan selanjutnya, apakah masih diperlukan untuk item pekerjaan konstruksi tahap selanjutnya atau sudah selesai. Oleh karena itu, perlu dilakukan perawatan scaffolding secara berkala agar pada saat pembongkaran tidak terjadi masalah. Berikut ini adalah langkah-langkah pembongkaran scaffolding:

  • Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk membongkar scaffolding adalah dengan menurunkan u-head scaffolding atau catwalk.
  • Diikuti dengan pembongkaran rangka scaffolding;
  • Saat membongkar bekisting yang dicetak, tidak perlu membongkar susunan bingkai pertama;
  • Selanjutnya lepaskan pin koneksi dan dukungan silang.

Demikian ulasan tentang scaffolding, fungsi dan jenisnya, serta tahapan pemasangan dan pembongkarannya. Semoga bermanfaat.

Pencarian yang sering dicari: