Pengertian Beton Ringan | Kelebihan dan Kekurangan Beton Ringan

Daftar Isi [Tampilkan]

Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis (densitas) lebih ringan dari beton pada umumnya. Beton ringan dapat disebut sebagai beton ringan aerasi (ALC) atau sering disebut dengan (Autoclaved Aerated Concrete/AAC) yang memiliki bahan baku utama terdiri dari pasir silika, kapur, semen, air, ditambah bahan pengembang yang kemudian diolah. dengan tekanan uap air. 

Baca juga : Pengertian Hebel Bata Ringan dan Berbagai Kelebihannya

Berbeda dengan beton biasa, berat beton ringan dapat diatur sesuai kebutuhan. Secara umum berat beton ringan berkisar antara 600 – 1600 kg/m3. Oleh karena itu, keunggulan utama beton ringan adalah bobotnya, sehingga jika digunakan pada proyek gedung bertingkat akan mampu mengurangi berat gedung itu sendiri secara signifikan, yang pada akhirnya akan berdampak pada perhitungan. dari yayasan.

Sejarah Beton Ringan

Teknologi bahan bangunan terus berkembang, salah satunya adalah beton ringan aerasi (ALC) atau dikenal juga dengan Autoclaved Aerated Concrete (AAC). Nama lainnya adalah Autoclaved Concrete, Cellular Concrete (semen dengan cairan kimia yang menghasilkan gelembung udara), Porous Concrete, dan di Inggris disebut Aircrete dan Thermalite.

Beton ringan AAC pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun 1923 sebagai bahan bangunan alternatif untuk mengurangi deforestasi. Beton ringan AAC kemudian dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel di Jerman Barat pada tahun 1943.

Dia memutuskan untuk mengembangkan sistem bangunan yang lebih baik dengan biaya yang lebih ekonomis. Inovasinya yang cemerlang, seperti proses pemotongan kawat, membuka kemungkinan baru untuk pengembangan produk ini.

Alhasil, beton ringan aerasi dinilai sempurna, termasuk bahan bangunan yang ramah lingkungan, karena terbuat dari sumber daya alam yang melimpah. Ini kuat, tahan lama, mudah dibentuk, efisien, dan sangat efisien.

Keberhasilan Hebel di Jerman segera dilihat oleh negara-negara lain. Pada tahun 1967 bekerjasama dengan Asahi Chemicals membangun pabrik Hebel pertama di Jepang. Hingga saat ini Hebel telah berada di 29 negara dan merupakan produsen beton aerasi terbesar di dunia. Di Indonesia, beton ringan sudah dikenal sejak tahun 1995, ketika PT Hebel Indonesia didirikan di Karawang Timur, Jawa Barat.

Kelebihan dan Kekurangan Beton Ringan

Ada beberapa keunggulan beton ringan atau Autoclaved Aerated Concrete (AAC), yaitu:

  • Blok AAC mudah dibentuk. Sehingga dapat dengan cepat dan akurat dipotong atau dibentuk untuk memenuhi tuntutan dekorasi bangunan. Alat yang digunakan sederhana, cukup menggunakan alat pertukangan.
  • Karena ukurannya yang akurat namun mudah dibentuk, dapat meminimalisir sisa-sisa bahan bangunan yang tidak terpakai.
  • AAC dapat menyederhanakan proses konstruksi. Untuk membangun sebuah bangunan, produk yang akan digunakan dapat diminimalkan. Misalnya, tidak perlu batu atau kerikil untuk mengisi lantai beton.
  • Bobotnya yang ringan mengurangi biaya transportasi. Apalagi pabrik AAC dibangun sedekat mungkin dengan konsumennya.
  • Karena ringan, tukang tidak mudah lelah. Begitu cepat dalam prosesnya.
  • Semen khusus hanya 3 mm.
  • Mengurangi biaya besi sloff atau struktur tulangan.
  • Kurangi biaya penguatan atau pondasi
  • Waktu pembuatan lebih singkat.
  • Pekerja yang melakukan lebih sedikit. Sehingga secara keseluruhan bisa lebih murah dan efisien
  • Tahan terhadap panas dan api, karena densitasnya yang rendah.
  • Kedap suara
  • Tahan lama, kurang tahan lama dibandingkan beton konvensional
  • Kuat tapi ringan, karena tidak sekuat beton. Perlu perlakuan khusus. Beban AC menggunakan fisher FTP, Sink fisher plug FX6/8, panel dinding fisher sistem injeksi.
  • Anti jamur
  • Tahan gempa
  •  obat nyamuk
  • Biaya perawatan yang rendah, gedung ini belum banyak mengalami perubahan atau renovasi hingga 20 tahun.
  • Nyaman
  • Aman, karena tidak mengalami getas, lentur, berkarat, korosi.

Selain kelebihan, Beton AAC juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

  • Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran sedang akan memakan banyak sampah. Diperlukan keahlian tambahan bagi pengrajin yang akan memasangnya, karena dampaknya akan mengakibatkan pemborosan dan kualitas pemasangan.
  • Perekat yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan pabrik, umumnya semen instan.
  • kuat tekannya terbatas, sehingga tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai tulangan (struktural).
  • Harganya cenderung lebih mahal dari batu bata konvensional. Di pasaran, beton ringan berupa batu bata
  • dijual dalam volume m3, sehingga dengan ukuran 60cmx20cmx10cm/m3 bata ringan terdiri dari 83 buah.
  • Jika dikonversi dalam m2 maka 1 m2 terdiri dari 8,5 buah. Harga per bata kurang lebih Rp. 8000,-, jadi
  • harga per m2 adalah Rp. 68.000,-. Belum termasuk semen instan dan biaya pemasangan. 

Manufaktur Beton Ringan

Pembuatan beton ringan pada prinsipnya menciptakan rongga udara pada beton. Ada tiga cara untuk membuat beton aerasi, yaitu:

  1. Yang paling sederhana adalah menyediakan agregat ringan/campuran beton. Agregat tersebut dapat berupa batu apung, stereofoam, alwa rock, atau fly ash yang diubah menjadi batuan.
  2. Buang agregat halus (agregat halus disaring, misal debu/fly ash dibersihkan).
  3. Meniup atau mengisi udara dalam beton. Metode ketiga ini dibagi lagi menjadi metode mekanik dan kimia.

Proses pembuatan beton ringan atau Autoclaved Aerated Concrete secara kimiawi kini semakin banyak digunakan. Sebelum beton diangin-anginkan dan dikeringkan dengan autoclave, campuran beton ringan ini dibuat terlebih dahulu. Adonan terdiri dari pasir kuarsa, semen, kapur, gipsum, pasta aluminium (pengembang).

Untuk menghasilkan 1 m3 beton ringan hanya dibutuhkan material ± 0,5 – 0,6 m3, karena nantinya campuran ini akan memuai. Dalam komposisinya, pada umumnya pasir kuarsa memiliki persentase yang cukup tinggi yaitu sekitar 60%, kemudian perekat yang terdiri dari semen dan kapur 30%, dan sisanya 10% merupakan campuran pasta gipsum dan aluminium.

Semen yang digunakan adalah semen tipe I. Semen tipe I biasanya digunakan untuk semua jenis konstruksi. Untuk proses produksinya, ± 300-400 m3 beton ringan dapat diproduksi dalam 1 hari. Pembuatan beton ringan sepenuhnya dilakukan dengan mesin. Mesin yang digunakan adalah mesin gerinda, mesin pencampur, mesin potong, ruang autoklaf.

Untuk proses awal semua bahan baku ditempatkan di tangki masing-masing untuk memudahkan proses pencampuran. Khusus untuk pasir kuarsa harus dimasukkan ke dalam mesin gerinda sebelum dimasukkan ke dalam tangki, untuk menghaluskan butiran pasir. Kemudian melalui ruang kontrol, jumlah campuran yang akan dibuat diatur.

Kandungan campurannya bisa berbeda-beda tergantung keadaan bahan baku yang ada. Kemudian campuran beton ringan tersebut dituangkan ke dalam cetakan yang memiliki ukuran 4,20 x 1,20 x 0,60 m. Adonan hanya terisi sebagian. Kemudian diamkan sekitar ± 3-4 jam, agar adonan bisa mengembang.

Dalam proses pengembangan ini, terjadi reaksi kimia. Ketika mencampur pasir kuarsa, semen, kapur, sedikit gipsum, air, dan dicampur dengan pasta aluminium, terjadi reaksi kimia. Serbuk aluminium bereaksi dengan kalsium hidroksida yang ada di pasir kuarsa dan air untuk membentuk hidrogen. Gas hidrogen ini membentuk gelembung udara dalam campuran beton.

Gelembung udara ini membuat volumenya dua kali lebih besar dari volume aslinya. Pada akhir proses pemuaian atau pembusaan, hidrogen akan dilepaskan ke atmosfer dan segera digantikan oleh udara. Rongga-rongga udara yang terbentuk itulah yang membuat beton ini ringan.

Meski hidrogennya hilang, tekstur beton tetap padat tapi lembut. Sehingga mudah untuk membentuk balok, atau batangan sesuai kebutuhan. Setelah mengembang, adonan dipotong-potong untuk mendapatkan ukuran yang pas, karena pada saat pemuaian ukuran tidak bisa diatur sehingga dipotong setelah proses pengembangan selesai.

Setelah melalui proses pemotongan, beton ringan dimasukkan ke dalam autoclave chamber selama ± 12 jam. Dalam pasir kuarsa yang diautoklaf bereaksi dengan kalsium hidroksida untuk membentuk silika kalsium hidrat. Pada proses ini beton ringan diberi tekanan sebesar 11 bar atau 264 psi (= 1,82 Mpa) dengan temperatur setinggi 374 F.

Sehingga terbentuk kalsium silikat dan beton ringan menjadi putih. Saat di dalam autoklaf ini, semua reaksi kimia diselesaikan dan dibersihkan pada suhu tinggi, sehingga nantinya saat digunakan tidak mengandung reaksi kimia yang berbahaya. kenapa tidak dikeringkan saja? Karena jika adonan ini dijemur hasilnya tidak maksimal, karena tidak bisa stabil dan hasil penjemurannya merata.

Setelah keluar dari autoclave, beton ringan aerasi ini siap dipasarkan dan digunakan sebagai konstruksi bangunan.

Aplikasi Beton Ringan

Dengan berbagai keunggulan beton ringan yang telah disebutkan di atas, saat ini beton ringan banyak diaplikasikan di berbagai proyek berupa:

  • Blok (bata)

Misalnya Bata Celcon yang dapat digunakan pada dinding dan atap.

  • Panel

Misalnya, panel beton ringan digunakan sebagai pengganti dinding.

  • Bentuk Khusus

Contoh bentuk dekorasi, seperti ornamen bangunan.

  • Campuran siap pakai

Misalnya dalam ready mix sebagai bahan pengisi.

Itulah ulasan mengenai pengertian beton ringan. Kelebihan dan kekurangan beton ringan pembangunan konstruksi. Anda bisa menjadikan ulasan di atas sebagai acuan dan pertimbangan dalam memilih dan membeli beton ringan. Oleh karena beton ringan ini termasuk bahan bangunan dasar yang penting dalam konstruksi, sebaiknya Anda memutuskan dengan tepat. Kami juga menyediakan beton ringan terlengkap dan berkualitas.

Dan bagi Anda yang sedang membutuhkan informasi harga terbaru dan penyedia beton ringan, Andapun bisa langsung melakukan pemesanan di Harga Sandwich Panel Beton Ringan Terbaru 2023 | Untuk Lantai Dak & Dinding. Ada beragam penawaran mutu dan harga yang bisa Anda pilih. Produk beton ready mix pasti terjamin kualitasnya untuk menghasilkan konstruksi terbaik.